Menulis Setiap Hari: Jalan Sunyi yang Menguatkan Guru Digital Indonesia

Umum 05 December 2025

Menulis Setiap Hari: Jalan Sunyi yang Menguatkan Guru Digital Indonesia Di tengah cepatnya perubahan dunia pendidikan dan derasnya arus teknologi, ada satu kebiasaan sederhana n...

Menulis Setiap Hari: Jalan Sunyi yang Menguatkan Guru Digital Indonesia
Umum 05 December 2025 07:14 Admin 79 views

Menulis Setiap Hari: Jalan Sunyi yang Menguatkan Guru Digital Indonesia

Menulis Setiap Hari: Jalan Sunyi yang Menguatkan Guru Digital Indonesia


Di tengah cepatnya perubahan dunia pendidikan dan derasnya arus teknologi, ada satu kebiasaan sederhana namun sangat berpengaruh: menulis. Kebiasaan ini menjadi napas bagi Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd—yang akrab disapa Omjay, Guru Blogger Indonesia dan Ketua Komunitas Guru TIK dan KKA (KOGTIK) Indonesia.

Bagi Omjay, menulis bukan sekadar aktivitas mencatat. Menulis adalah cara mengabadikan perjalanan seorang guru, membangun rekam jejak digital, sekaligus menjadi ruang refleksi diri yang memperkuat identitas pendidik di era teknologi.


Artikel ini mencoba mengurai alasan mengapa Omjay tetap setia menulis setiap hari, bahkan sejak era blog masih dianggap “mainan internet” hingga kini menjadi senjata literasi yang berdampak luas bagi ribuan guru di seluruh Indonesia.


Menulis adalah Cara Guru Mengalahkan Keterbatasan

Dari awal kariernya, Omjay menyadari satu hal:

Guru tidak boleh berhenti belajar, meskipun waktu sering terasa sempit.

Di sinilah menulis menjadi ruang perlawanan terhadap keterbatasan. Dengan menulis, seorang guru memaksa dirinya untuk membaca lebih banyak, memahami lebih dalam, dan menjelaskan lebih jelas.

Menulis membuat saya terus hidup sebagai guru. Kalau saya berhenti menulis, mungkin saya akan berhenti belajar,” ujar Omjay dalam banyak kesempatan berbagi.

Menulis adalah bentuk disiplin intelektual yang ia rawat: 10–20 menit setiap pagi atau malam, apa pun kondisinya.


Menulis Setiap Hari untuk Menyebarkan Inspirasi

Omjay melihat bahwa guru Indonesia memiliki ribuan kisah yang tak pernah terdokumentasi. Kisah perjuangan, tawa bersama siswa, pengalaman mengajar yang tak ada di buku, dan perjalanan menghadapi perubahan teknologi.

Tanpa dituliskan, kisah itu hilang ditelan waktu.

Maka, blog menjadi rumah baginya. Facebook menjadi buku harian publik. Kogtik.com menjadi ruang berbagi pengalaman digital. Dan Kompasiana menjadi wadah untuk menjangkau pembaca yang lebih luas.

Setiap tulisan adalah “jejak inspirasi” yang tidak hanya menyemangati dirinya sendiri, tetapi juga guru-guru lain yang membaca tulisannya.


Menulis untuk Menguatkan Gerakan Guru TIK Indonesia

Sebagai Ketua KOGTIK, Omjay percaya bahwa pemberdayaan guru teknologi tidak boleh berhenti pada pelatihan dan seminar. Harus ada budaya berbagi, dan cara paling murah serta paling efektif untuk berbagi adalah menulis.

Lewat tulisan, ribuan guru bisa tumbuh bersama tanpa harus bertatap muka.

Ilmu tidak berhenti di ruang kelas, melainkan bergerak melintasi layar.

Inilah alasan mengapa Omjay mendorong semua guru TIK dan Informatika untuk membangun digital footprint melalui blog, modul, artikel, bahkan status Facebook yang bermanfaat.

Kalau guru tak menulis, nanti orang lain yang menuliskan ceritanya. Dan belum tentu sesuai kenyataan,” tegasnya.


Menulis Sebagai Ladang Pahala dan Kebaikan

Dalam banyak seminar, Omjay selalu menyampaikan bahwa menulis adalah salah satu bentuk sedekah ilmu.

Apa yang ditulis hari ini bisa memberi manfaat bahkan bertahun-tahun setelahnya.

Ada tulisan Omjay tahun 2008 yang masih dibaca orang hingga sekarang.

Ada catatan refleksi yang dijadikan referensi siswa.

Ada pengalaman lomba guru berprestasi yang kemudian menjadi inspirasi bagi banyak guru muda.

Bagi Omjay, inilah ladang pahala yang tak pernah kering.


Menulis untuk Menghibur Diri dan Mengelola Emosi

Jarang diketahui orang, menulis juga menjadi terapi pribadi bagi Omjay.

Dalam kesibukan sebagai guru, dosen, penulis buku, ketua komunitas, dan pengisi webinar, menulis membuat pikirannya tetap jernih.

Ketika merasa lelah, ia menulis.

Ketika merasa sedih, ia menulis.

Ketika merasa bahagia, ia juga menulis.

Kebiasaan ini terbukti menjaga kesehatan mental sekaligus menjadi alat dokumentasi hidup yang tidak ternilai.


Menulis Setiap Hari untuk Merawat Konsistensi

Banyak orang bisa menulis, tetapi tidak banyak yang konsisten menulis.

Konsistensi adalah energi tersembunyi Omjay.

Ia tidak menunggu ide besar.

Ia tidak menunggu suasana yang sempurna.

Ia tidak menunggu motivasi datang.

Ia hanya duduk, membuka gawai atau laptop, dan mulai menulis satu paragraf.

Dari satu paragraf, jadilah dua.

Lalu tiga.

Hingga akhirnya sebuah artikel lengkap.

Konsistensi inilah yang membangun karakter literasi Omjay bersama ribuan guru pendidik digital.


1764893637_693223c5370e4.jpg


Kesimpulan: Guru yang Menulis Akan Tetap Relevan

Di era Kecerdasan Artifisial, dunia berubah cepat. Teknologi berkembang tiap hari. Namun satu hal tetap sama:

Guru membutuhkan identitas, jejak, dan kontribusi yang nyata.

Menulis adalah salah satu cara terbaik untuk menjaganya.

Omjay adalah bukti bahwa seorang guru bisa tetap berpengaruh, menginspirasi, dan relevan di era digital — cukup dengan menulis setiap hari.

Melalui tulisan, seorang guru tidak hanya mengajar murid-muridnya, tetapi juga mengajar dunia.


Contoh buku gratis dari pak Onno W Purbo Pakar Internet Indonesia

https://drive.google.com/drive/folders/1VWUWg7OeBFnoKefSfgR737wXQ0Qkj5dl

Berita Unggulan
Rating & Komentar
1 rating
5.0
Berdasarkan 1 rating
5
1
4
0
3
0
2
0
1
0

Berikan Rating
Tambah Komentar
Semua Komentar
Wijaya Kusumah 15 jam yang lalu
<p>Semoga bisa bermanfaat</p>